Rabu, 04 Februari 2015

KOFIAU



HASIL PENELITIAN PADA HUTAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI


PENDAHULUAN
Latar Belakang

      Hutan Wisata Alam Gnunung Meja adalah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manfaat yang diperoleh dari hutan ini sangat beraneka ragam dengan jenis Pepohaonan salah satunya Intsia bijuga O.K yang biasa menydiakan benih yang berjumlah yang cukup banyak, serta mempunyai peranan yang lebih besar dalam pembangunan ekonomi nasional (Fakuarata, 1990). Untuk itu patut disyukuri dengan tetap menjaga kelestariannya bagi generasi sekarang maupun yang akan datang.
       Hutan Alam Papua memilki ± 70 jenis kayu perdagangan, salah satunya adalah Merbau (Intsia bijuga O.K). Jenis ini menjadi primadona kayu log karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis lainnya. Hampir seluruh HPH di Papua menjadikan merbau sebagai target prduksi utama. Dampak tingginya Eksploitasi merbau adalah adanya larangan pemanfaatan terhadap jenis tersebut, dimana pada tahun 1998 CITES memasukan jenis ini kedalam daftar Appedix II. Namun karena dukungan hasil penelitian pada waktu itu yang menggambarkan potensi merbau di hutan alam sehingga mengkibat jenis ini masih di ijinkan untuk di eksploitasi. (Rachman, 2003)
       Salah satu usaha yang digunakan yaitu untuk pembagunan dan pengelolaan hutan dimasa mendatang adalah penyediaan benih yang bermutu, yaitu unggul secara genetik maupun secara fisiologis, tesedia dalam jumlah yang cukup dan dan yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan beradaptasi dengan  kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Benih yang baik dan bermutuh hanya  dapat diperoleh dari pohon atau sumber benih yang baik, dan dengan menerapkan pengetahuan pemuliaan pohon dalam pengelolaannya.

Masalah
       Bibit merbau (Intsia bijuga O.K) yang digunakan selama ini dalam merehabilitasi kawasan hutan yang rusak atau lahan-lahan yang kosong di Kabupaten Manokwari, biasanya di ambil dari hasil cabutan anakan-anakan alam dan dari biji yang disemaikan pada persemaian. Faktanya menunujukan bahwa bibit yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit atau kurang dari jumlah yang harus di butuhkan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka di butuhkan areal hutan yang memiliki potensi tegakan merbau yang sebagai sumber benih yang bermutu, baik dari segi jumlah maupun kualitas benih yang dihasilkan. Kualitas benih yang bermutuh sangat ditentukan oleh pohon induk yang menghasilkannya.
       Hutan Taman Wisata Gunung Meja ditumbuhi oleh tegakan merbau yang cukup banyak, dimana jenis merbau telah memiliki kemampuan untuk memberikan benih yang cukup banyak. Selain itu kawasan  ini merupakan areal yang dilindungi sehingga keberadaannya terjaga dari kegiatan penebangan liar. Sejauh ini pemetaan mengenai kualitas pohon merbau penghasil benih pada kawasan ini belum teridentifikasi. Jika pemetaan pohon merbau penghasil benih telah diketahui dengan pasti, maka dapat dipastikan apakah tegakan merbau pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja Manowari cocok untuk dijadikan sebagai penghasil benih merbau atau tidak.
       Dapat di lihat dari permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui Pemetaan Tegakan Merbau Penghasil Benih Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari.


Tujuan dan Manfaat
       Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pohon induk yang mengahasilkan benih yang cukup banyak pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari.
       Dalam penyusunan Karya Ilamiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya dibidang pembenihan tanaman hutan. Dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi bagi dinas terkiat, akan adanya benih-benih merbau yang  cukup banyak di hutan Wisata Alam Gunung Meja Manokwari.


TINJAUAN PUSTAKA
       Intsia bijuga O.K umumnya tumbuh pada dataran rendah dengan tempat tumbuh tanah endapan atau berpasir serta agak berbatu.
        Merbau termasuk pohon induk dengan tinggi total dapat mencapai 60 meter degan bebas cabang lebih dari 30 meter serta diameter setinggi dada atau  30 cm di atas banir lebih dari 200 cm. bentuk banir menyerupai, batang umunya tegak dan tdak silindris sempurna.
       Kulit batang Intsia bijuga O.k berwana coklat muda agak halus dan tidak mengelupas dengan ciri khas daunnya.
Sumber Benih Tanaman Hutan
       Sumber Benih adalah tegakan hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman yang ditunjuk atau dibangun khusus untuk dikelola guna menghasilkan benih.
Ada beberapa kelas sumber benih antara lain :
1.         Tegakan Benih Teridentifikasi
Yaitu tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata digunakan untuk    menghasilkan benih dan lokasinya dapat teridentifikasi dengan cepat.
2.      Tegakan Benih Terseleksi
yaitu tegakan alam atau tanaman yang fenotipenya bagus untuk sifat penting seperti batang yang lurus, tidak cacat dan percabangan (diatas rata-rata)
3.      Areal Produksi Benih
Yaitu tegakan benih yang terseleksi yang kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui penjarangan pohon-pohon jelek atau terkena virus dan meninggalkan pohon-pohon yang sehat yang dipelihara guna menghasilkan benih.


4.         Kebun Benih Provenan
      Yaitu tegakan yang dibangun dari benih yang provenannya telah teruji dan diketahui keunggulannya .
5.      Kebun Benih Semai
Yaitu sumber Benih yang dibangun dengan biji yang berasal dari pohon induknya.
6.      Kebun Benih Klon
Yaitu sumber benih yang dibangun dengan bahan vegetatif (misalnay ranting, tunas/ mata tunas dll) yang berasal dari pohon induknya.
7.    Kebun pangkas
Yaitu pertanaman atau kebun yang dibangun  dengan benih dari pohon  induknya untuk tujuan khusus (bahan penghasil stek).

Kegiatan Teridentifikasi
Identifikasi secara umum mengandung arti, penetapan atau penentuan identitas seorang atau benda (Yuwono & Abdullah,1994 dalam Mansim, 2004). Kegiatan identifikasi yang dimaksud adalah suatau kegiatan orientasi lapangan (quick tour) yaitu pengamatan terhadap seluruh pohon-pohon dalam tegakan secara singkat dengan berjalan kaki sambil mencocokan dengan beberapa kriteria umum tentang kelayakan suatu sumber benih (Dephut 2003).


Kriteria Tegakan Benih Teridentifikasi
Aksesibilitas
       Tegakan dapat diterima sebagai calon sumber benih, apabilah gampang di kunjungi, pada setiap musim berbuah dengan tujuan untuk pengamatan bunga atau buah, pengumpulan benih, pengangkutan benih, penjaranagan dan pekerjaan penting lainnya.
Jumlah Tegakan
       Tegakan diterima sebagai calon sumber benih apabilah jumlah pohon induk minimal 22 pohon dalam suatu tegakan dengan jarak antar pohon induk pada tegakan hutan tanaman tidak dipersyaratkan sedangkan pada alam jaraknya adalah 45- 55 m.
Kualitas Tegakan
       Tegakan dapat diterima sebagaia calon sumber benih jika kualitasnya termasuk rata-rata sampai diatas rata-rata. Penentuan kualitas ini tergantung pada produk yang akan di hasilkan oleh tegakan tersebut, apakah untuk kayu pertukangan, pulp, getah atau lain sebagainya.
Pembuangaan dan Pembuahan
       Tegakan dapat diterima jika terlihat berbunga/ berbuah, ada informasi telah pernah berbunga/ berbuah atau terlihat sisa-sisa bunga/ buah yang gugur dan atau yang menjadi indikator sehingga kita ketahui bahwa suatu tegakan sebagai calon sumber benih adalah banyaknya anakan di bawah tegakan tersebut.
Kesehatan
       Tegakan diterima sebagai calon sumber benih jika bebas atau sedikit adanya serangan hama dan penyakit yang terlihat dari ciri-ciri kematian pohon yang acak dalam jumlah relativ kecil dan tidak mengelompok.

Benih
       Berdasarkan Undang-undang Republik N0. 12 tahun 1992 tentang system budidaya hutan tanaman, benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbayak atau mengembangbiakan tanaman berdasarkan defenisi tersebut, maka benih adalah hasil perkembangbiakan secara generative maupun vegetative yang akan dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani. Benih yang mutu mempuyai pengertian bahwa benih tersebut varietasinya benar dan murni, mempunyai mutu genetik, fisologis dan mutu fisisk yang tinggi sesuai dengan mutu standar pada kelasnya (Hendarto Kuswanto, 1997).
     
KEADAAN UMUM KAWASAN HUTAN GUNUNG MEJA
Letak, Luas dan Batas

       Taman Wisata Alam gunung Meja secara geografis terletak pada koordinat 134o 03’ 17” – 134o 04’ 17” Bujur Timur dan 00o 51’ 29” Lintang Selatan, dengan luas kawasan berdasarkan SK Menper No. 19/Kpsts /Um/I/I993 seluruhnya adalah 500 Ha, tetapi hasil rekontruksi tata batas oleh Sub BIPHUT diperoleh luas definitif adalah 460,25 Ha dengan jumlah pal batas adalah 250 dengan panjang 10,9 km.
       Letak Taman Wisata Alam Gunung Meja secara administrasi termasuk wilayah Distrik Manokwar, Kabupaten Manokwari-Papua. Batas alam hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja adalah sebagai berikut:

-          Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Amban
-          Sebalah Selatan brbatasan dengan Kelurahan Kampung Ambon
-          Sebalah Timur berbatasan degan Kelurahan Pasir Putih
-          Sebelah Barat Berbatasan denagan Kelurahan fanindi


Iklim
       Berdasarkan tipe iklim, Schimidt dan Ferguson Kawasan Hutan Alam Gunung Meja tergolong dalam tipe Iklim A. berdasarkan perhitungan data dari stasiun Cuaca Manggoapi selama periode lama tahun (1991-1995) yaitu rata-rata 2516,2 mm/tahun. Rata-rata suhu maksimum 32,8oC dan suhu minimum 24oC sedangkan kelembaban maksimum rata-ratanya adalah 88,8% dan kelembaban minimum 82%.

Geologi Dan Tanah
       Geologi hutan Gunung Meja atas formasi geologi Befoor yang di kenal dengan nama formasi Manokwari. Formasi ini tersusun atas batuan induk kapur berntuk teras-teras dan sedimen-sedimen kasar dan halus hasil endapan batuan pegunungan Arfak berumur zaman Pilo-pleistone berupa angkatan batuan kapur. Jenis tanah yang dominan adalah tanah kapur dan tanah endapan alluvial. Formasi geologi dan bahan induk pembentuk tanah pada kawasan ini merupakan holotipe sebagian besar kawasan pantai utara pulau PNG (Papua).                              


No
Lokasi Sumber Air
Elevasi(M)
Kapasitas (liter/detik)
1
Mata air kwawi I
99
2
2
Mata Air Kwawi II
89
1
3
Mata Air Kwawi III
89
1
4
Mata Air Indoki I
34
1,5
5
Mata Air Indoki II
23
1
6
Mata Air Indoki III
70
1
7
Mata Air Kampung Ambon
41
1

Total Kapasitas

8,5 liter/detika

Hidrologi

      Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja memiliki  ± 30 sumber mata air berupa gua-gua dan mata air yang tersebar didalam dan disekitar kawasan hutan (zieck,1960 dalam mansim 2004).perusahan daerah air minum ( PDAM) kabupaten Manokwari menyatakan bahwah ada banyak 12 mata air yang di jadikan sumber pemasok air bagi masyarakat kota manokwari.7(tujuh) diantaranya terdapat didalam dan sekitar kawasan hutan taman wisata alam gunung meja.mata air ini sebagian besar berada dikaki lereng sebelah selatan kawasan.
Tabel 1. Beberapa sumber mata air Gunung meja    

No
Lokasi Sumber Air
Elevasi(M)
Kapasitas (liter/detik)
1
Mata air kwawi I
99
2
2
Mata Air Kwawi II
89
1
3
Mata Air Kwawi III
89
1
4
Mata Air Indoki I
34
1,5
5
Mata Air Indoki II
23
1
6
Mata Air Indoki III
70
1
7
Mata Air Kampung Ambon
41
1

Total Kapasitas

8,5 liter/detika


METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu

       Penelitian ini di laksanakan pada hutan Wisata Alam Gunug Meja Manokwari Propinsi Papua Barat. Berlangsung selama 2 (dua) minggu yang di mulai dari tanggal 25 Agustus samapi 7 September 2011
Bahan dan Alat
       Bahan penelitian yang digunakan adalah Pohon atau  tegakan Merbau. Sedangkan alat-alatnya antara lain,GPS, Rol Meter, Haga Meter, Pita Diameter, Alat Tulis Menulis, Kamera Digital dan Parang.

METODE PENELITIAN
       Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang.
Pelaksanaan penelitian
      Pelaksanaan terhadap pohon merbau (Intsia bijuga O.K) dilkakukan secara purposif, yaitu survei pada Kawasan Hutan Alam Gunung Meja. Dalam melakukan penjelajahan dibantu oleh salah satu masyarakat sekitar yang memahami dengan baik kawasan hutan, terutama penyebaran pohon merbau pada Kawasan Hutan Alam Gunung Meja.
Variabel dan Data

               Variabel dan data yang diamati dalam penelitian ini atara lain :
1.      Jumlah Pohon yang Merbau yang diamati dalam penelitian ini adalah minimal 22 dengan jarak 45-55  m).
2.      Kualitas Tegakan (Posisi batang, terutama tinggi TBC).
3.      Pembungaan dan Pembuahan (Waktu berbunga dan berbuah, banyaknya anakan dibawah tegakan).
4.      Aksesibilitas (gampang dijangkau)

Analisis Data
       Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk table dan gambar / foto.


HASIL DAN PEMBAHASAN

       Hasil pengamatann menunjukan bahwa jumlah pohon induk merbau yang ditemui dilapangan adalah 22 pohon. jarak antara pohon Induk dan Pohon pendamping yang ditemui berkisar dari 25 – 45 sedangkan jarak antar Pohon dengan Pohon Induk berkisar 25-100 m.
       Jika melihat jumlah dan jarak antara pohon induk dan Pohon Pendaping dengan Jarak antar Pohon Induk dengan Induk, maka tegakan merbau pada kawasan ini berpotensi untuk di jadikan sebagai tegakan penghasil benih, khususnya untuk kategori tegakan benih teridentifikasi yang dapat memberikan jumlah benih yang cukup banyak.
Kualitas Tegakan
       Berdasrkan hasil pengamatan secara langsung, tegakan penghasil benih mempunyai bentuk batang yang lurus dan hampir silindris. Hasil pengamatan menunjukan pula bahwa tegakan merbau penghasil benih mempunyai diameter rata-rata diatas 43 cm, dengan tinggi bebas cabang rata-rata diatas 17 m.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar